Posted in Books

Jauh di Mata Nekat di Hati

Seperti kalimat pembuka yang dituliskan Alfin Rizal di halaman pertama buku ini “buat kamu : yang nekat dalam mencintai”, buku ini memang ditujukan buat kamu-kamu yang berani mengambil resiko dalam mencintai. Sudah fitrahnya manusia untuk memiliki rasa cinta dan Jauh di Mata Nekat di Hati ini mengingatkan kita untuk menerima perasaan itu, tak menolaknya walau tentu saja segala keputusan ada resikonya. Kalau nekat jatuh cinta artinya siap untuk patah hati.

Buku setebal 267 halaman ini menceritakan tentang tokoh aku dengan kisah asmaranya yang manis namun rumit. Mulai dari cinta monyetnya waktu masih sekolah dasar yang setelah dewasa malah nikah sama sahabat sendiri hingga kisah cintanya yang singkat dengan Tania, gadis misterius yang menghilang secara tiba-tiba.

Ceritanya sederhana dan relateable sama kahidupan sehari-hari. Yang bikin menarik adalah pemilihan kata dan penyusunannya. Alfin mampu merangkai tiap kata yang biasa menjadi menarik sehingga terasa manis. Menempelkan quotes di tiap bab juga menjadi daya tarik tersendiri yang masih jarang di novel lainnya. Penyajian kisah yang dekat dengan kehidupan kita membuat pembaca merasa masuk dalam kisah itu. Sampai-sampai aku merasa ini kisah non fiksi lho!

Yang paling aku suka dari buku bersampul hitam ini adalah permainan katanya. Pemilihan kata dengan pengucapan yang hampir sama atau dengan huruf yang sama namun huruf vocalnya berbeda sehingga mampu menghasilkan makna yang apik.

“Mati satu, tumbuh seribu. Hati satu, tambah serindu”.

Dan puisi yang ada di bagian akhit cerita.

Selain isi buku yang menarik pengemasannya juga lain dari yang lain lho. Di dalamnya terdapat surat cinta dari Alfin Rizal. Bagiku ini merupakan strategi marketing yang apik. Baru kali ini lho aku beli buku dapat surat cinta. Isi surat cintanya juga relatable sama cerita bukunya. Membuat pembaca merasa seolah-olah menjadi salah satu tokoh dalam buku. Mengaduk-aduk hati pembaca sehingga membuatnya merasa istimewa telah membeli buku ini. Dalam surat tersebut terdapat kalimat persuasif yang bagi aku keren sih.

” Terima kasih sudah nekat memiliki buku ceritaku. Aku juga ingin mendengar ceritamu. Suatu hari, kabari aku kalau kau punya kesempatan menerbitkan ceritamu”

Kok bisa ya kepikiran ide kayak gitu Mas Alfin ini. Salah satu alasan aku nulis review ini ya gara-gara itu. Agar kalian tau, buku ini rekomended banget buat dimiliki. Baca berkali-kalipun tak bosan.

Author:

Seperti halnya mentari, aku ingin selalu menjadi awal semangatmu tiap pagi. Kamu, iya kamu.

17 thoughts on “Jauh di Mata Nekat di Hati

  1. Aku juga sama, mbak. Jadi kepikiran bikin kaya begini, tapi ngga punya referensi kuat kaya buku diary jaman dulu. Ingatan kalau terlalu lama kadang tidak sesuai dengan kenyataan aslinya.

    Like

  2. Mbak Lely, ini kata kuncinya the power of nekat kali ya hehe… mantul, nekat dalam mencintai ya. Udah gitu setiap beli bukunya dapat surat cinta lho, so sweeeeet

    Like

  3. Duuhhh isi surat dari bang alfin rizal kena banget ya, menyentuh dan emang bikin yg baca ngerasa deket sama beliau. auto pengen baca bukunya.

    Like

  4. dari opening sudah menarik perhatian, bagaimana dengan yang ada di dalamnya.
    tapi untuk sebuah kumpulan kata-kata, quote, puisi dan sejenisnya memang paling banyak diminati

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s